Rss

Kamis, 29 Januari 2015

Kandungan Allium Cepa L. (Bawang Merah) "Al-Qur'an-Ilmiyah"



          Diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunan-nya dari Aisyah ra bahwa ia pernah ditanya tentang bawang merah. Aisyah menjawab, ”makanan yang terakhir kali dimakan oleh Rasulullah, mengandung bawang merah”.
  Disebutkan dalam QS. Al-baqarah: 61  

61. dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, Kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. sebab itu mohonkanlah untuk Kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi Kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, Yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ? Pergilah kamu  ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta". lalu dilimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi yang memang tidak dibenarkan. demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.
              Diriwayatkan dengan shahih dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim bahwa bila seseorang memakan bawang merah, ia tidak boleh masuk masjid.

حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ حَدَّثَنَا عَطَاءٌ عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ قَالَ أَوَّلَ مَرَّةٍ الثُّومِ ثُمَّ قَالَ الثُّومِ وَالْبَصَلِ وَالْكُرَّاثِ فَلَا يَقْرَبْنَا فِي مَسْجِدِنَا قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَفِي الْبَاب عَنْ عُمَرَ وَأَبِي أَيُّوبَ وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَأَبِي سَعِيدٍ وَجَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ وَقُرَّةَ بْنِ إِيَاسٍ الْمُزَنِيِّ وَابْنِ عُمَرَ*
* Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Manshur, telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Qaththan dari Ibnu Juraij, telah menceritakan kepada kami Atha` dari Jabir ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang telah memakan bawang putih ini, bawang putih ini, bawang merah, maka janganlah sekali-kali ia mendekati masjid kami ini." Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan shahih. Di dalam bab ini juga terdapat riwayat dari Umar, Abu Ayyub, Abu Hurairah, Abu Sa'id, Jabir bin Samurah, Qurrah bin Iyas dan Ibnu Umar.[1]

               Efek samping dari bawang merah bias menyebabkan migraine, kepala pusing, menyebabkan masuk angin dan menggelapkan pandangan mata. Terlalu banyak mengkonsumsi bisa menyebabkan penyakit “pelupa”, merusak akal dan merubah bau mulut, di samping juga mengganggu sesama manusia  juga para malaikat, sehingga mubah hukumnya untuk masuk masjid.[2]
              Bawang merah memiliki sifat panas pada tingkatan kedua, disamping juga memiliki sifat lembab berlebih. Bawang berkhasiat mencegah bahaya air yang sudah berubah bentuk dan rasanya. Mengusir bau beracun, memancing selera makan, memperkuat lambung, membangkitkan gairah, memperbanyak hormon, mempercantik warna kulit, menghilangkan dahak serta membersihkan lambung.
              Bagian tengahnya dapat menghilangkan panu, bila dibalurkan pada sekitar bagian tubuh yang terserang penyakit alopecia(botak) bias bermanfaat sekali. Jika dicampur dengan garam, dapat menghilangkan ketombe. Bawang merah yang hirup baunya oleh orang yang baru meminum obat pencahar, bias mencegah mual dan muntah serta meghilangkan bau obat tersebut. Bila airnya digunakan sebagai gurah, bias membersihkan kepala. Bias juga diteteskan ke telinga apabila susah mendengar atau berdengung, mengeluarkan nanah atau kemasukan air. Bau pedas yang menyebabkan keluarnya air mata juga berguna sekali. Bagian tengahnya baik sekali dipakai bercelak bila dicampurkan dengan madu untuk memperbagus bagian putih mata.
              Bawang merah yang dimasak juga mengandung banyak gizi, berguna mengobati penyakit kuning, batuk dan sesak nafas, bias memperlancar buang air kecil dan melunakkan buang air besar. Berkhasiat juga mengobati gigitan anjing (tapi bukan anjing gila) bila dibalurkan air perasannya ditambah sedikit garam pada bagian luka. Bahkan bila dibalurkan di dubur bias membantu membuka lubang bawasir/ambien.[3]
              Dalam as-Sunah disebutkan bahwa Rasulullah memerintahkan orang yang hendak mengkonsumsi bawang merah dan juga bawang putih agar mematikan efek sampingnya dengan cara memasaknya. Efek samping dari bawang merah dapat  dihilangkan pada suhu tinggi karena senyawa aktifnya yang menyebabkan efek buruk akan terurai dan menghilangkan efek berbahaya.bawang merah termasuk jenis keluarga sayuran Liliaceae, sayuran beraroma menyengat dengan kandungan sulfat alil, yaitu zat balerang yang mudah menguap. Oleh sebab itu hendaknya berhati-hati menggunakan bawang iris yang disimpan, karena akan layu dan jadi bahan beracun, maka harus digunakan dalam keadaan segar. Jadi mengkonsumsi bawang merah harus dimasak, sedangkan  jika diiris maka harus segera dikonsumsi.
              Terbukti secara ilmiah bahwa perasan bawang merah dapat membunuh kuman TBC segera musnah  begitu seseorang menghiup uap bawang merah. Bahan-bahan aktif medisinal yang terdapat dalam bawang merah adalah vitamin C yang anti pembusukan dan penambah gairah, hormone-hormon sexs penambah gairah kaum lelaki, bahan colocnin, yaitu sejenis insulin yang dapat menurunkan kadar gula dalam darah. Oleh sebab itu bawang trmasuk obat-obatan yang berguna bagi penderita sakit gula. Di dalam bawang merah juga terdapat belerang, besi dan vitamin yang dapat menguatkan otot-otot.
              Bawang merah juga mengandung zat pelancar air seni dan empedu, penambah stamina jantung, enzim-enzim yang berguna bagi perut, zat-zat pengaktif kalenjar dan hormon. Umbi bawang merah mengandung zat antibiotika yang lebih kuat daripada penisilin, ormayusin dan sulfat. Sehingga dapat menyembuhkan TBC, sipilis, kencing nanah dan membunuh berbagai jenis kuman berbahaya.[4]
              Kita temukan petani-petani miskin yang bergantung pada makanan yang banyak mengandung bawang merah segar akan menjadi lebih kuat daripada orang kaya yang makan makanan yang enak dan bergizi serta hidup dalam kemewahan. Pola hidup mewah dianggap sebagai salah satu factor penyebab munculnya sejumlah penyakit, karena  Allah SWT telah menciptakan manusia agar dia mau menjalani kesusahan di dunia ini.
          
   Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Mulk: 15
 
15. Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.

              Allah juga berfirman,”Sungguh Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah. Karena itu, apabila seseorang keluar dari jalur yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, dia akan mengidap penyakit, misalnya lemah fisik dan sakit tulang.[5]
              Kita percaya bahwa umur ada di tangan Allah SWT, tetapi secara empiris terbukti bahwa orang-orang yang paling banyak mengkonsumsi bawang merah adalah orang-orang kuat dan jauh dari penyakit. Sedikit sekali orang yang mengkonsumsi bawang merah terserang kanker, TBC, atau lemah. Merekalah orang-orang yang kuat melawan penyakit.[6]
              Jadi, kesimpulan dari teori di atas (kandungan bawang) yang dikemukakan oleh ilmuwan Jerman, Matthias Schleiden (ahli tumbuhan, 1804-1884) bukanlah sekedar ilmu kosong belaka. Semua ilmu itu pasti ada sangkut-pautnya di dalam kitab agung Allah SWT. Di dalam al-Qur’an sudah jelas Allah memerintahkan umatnya untuk membaca, berfikir, menelaah, meneliti, dan kemudian menemukan rahasia yang dikandung oleh kebenaran al-Qur’an. Seperti ayat ke-61 surah al-Baqarah yang menyebut singkat tentang perwujudan bawang merah. Ternyata disana terkuak sangat banyak khasiat serta manfaat dari wujud kecil si bawang merah.[7]
 
              Maka celakalah bagi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah.

****

 
219. mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir, (QS. Al-Baqarah: 219)
             

والله اعلم


[2] Evika Sandi Savitri, Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif Islam (Malang: UIN-MALANG PRESS, 2008) h.39
[3] Ibnu Qayyim Al-Jauziah, Metode Pengobatan Nabi (Jakarta : Griya Ilmu, 2004) h. 354
[4] Evika Sandi Savitri, Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif Islam (Malang: UIN-MALANG PRESS, 2008) h. 41-42
[5] Abdul Basith Muhammad As-Sayyid, Inilah Makanan Rasulullah saw (Jakarta: Nakhlah Pustaka, 2007) h. 9
[6] Abul Fida’ Muhammad Izat Arif, Terj. Ibnu Chanifah & Hawin Murtadlo, Mukjizat Kesembuhan dalam Jintan Hitam, Madu, Bawang Putih dan Bawang Merah (Solo: Al-Qowam, 2005) h. 83