Diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunan-nya dari Aisyah ra bahwa ia
pernah ditanya tentang bawang merah. Aisyah menjawab, ”makanan yang terakhir
kali dimakan oleh Rasulullah, mengandung bawang merah”.
Disebutkan dalam
QS. Al-baqarah: 61
61. dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, Kami
tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. sebab itu mohonkanlah
untuk Kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi Kami dari apa yang
ditumbuhkan bumi, Yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang
adasnya, dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu
mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang
kamu minta". lalu dilimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta
mereka mendapat kemurkaan dari Allah. hal itu (terjadi) karena mereka selalu
mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi yang memang tidak
dibenarkan. demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan
melampaui batas.
Diriwayatkan
dengan shahih dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim bahwa bila seseorang memakan
bawang merah, ia tidak boleh masuk masjid.
حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ
الْقَطَّانُ عَنْ ابْنِ جُرَيْجٍ حَدَّثَنَا عَطَاءٌ عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ قَالَ
أَوَّلَ مَرَّةٍ الثُّومِ ثُمَّ قَالَ الثُّومِ وَالْبَصَلِ وَالْكُرَّاثِ فَلَا
يَقْرَبْنَا فِي مَسْجِدِنَا قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
وَفِي الْبَاب عَنْ عُمَرَ وَأَبِي أَيُّوبَ وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَأَبِي سَعِيدٍ
وَجَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ وَقُرَّةَ بْنِ إِيَاسٍ الْمُزَنِيِّ وَابْنِ عُمَرَ*
* Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Manshur, telah
mengabarkan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Qaththan dari Ibnu Juraij, telah menceritakan
kepada kami Atha` dari Jabir ia berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang telah memakan bawang
putih ini, bawang putih ini, bawang merah, maka janganlah sekali-kali ia
mendekati masjid kami ini." Abu Isa berkata; Ini adalah hadits hasan
shahih. Di dalam bab ini juga terdapat riwayat dari Umar, Abu Ayyub, Abu
Hurairah, Abu Sa'id, Jabir bin Samurah, Qurrah bin Iyas dan Ibnu Umar.[1]
Efek samping dari bawang
merah bias menyebabkan migraine, kepala pusing, menyebabkan masuk angin dan
menggelapkan pandangan mata. Terlalu banyak mengkonsumsi bisa menyebabkan
penyakit “pelupa”, merusak akal dan merubah bau mulut, di samping juga
mengganggu sesama manusia juga para
malaikat, sehingga mubah hukumnya untuk masuk masjid.[2]
Bawang merah
memiliki sifat panas pada tingkatan kedua, disamping juga memiliki sifat lembab
berlebih. Bawang berkhasiat mencegah bahaya air yang sudah berubah bentuk dan
rasanya. Mengusir bau beracun, memancing selera makan, memperkuat lambung,
membangkitkan gairah, memperbanyak hormon, mempercantik warna kulit,
menghilangkan dahak serta membersihkan lambung.
Bagian tengahnya
dapat menghilangkan panu, bila dibalurkan pada sekitar bagian tubuh yang
terserang penyakit alopecia(botak) bias bermanfaat sekali. Jika dicampur
dengan garam, dapat menghilangkan ketombe. Bawang merah yang hirup baunya oleh
orang yang baru meminum obat pencahar, bias mencegah mual dan muntah serta
meghilangkan bau obat tersebut. Bila airnya digunakan sebagai gurah, bias
membersihkan kepala. Bias juga diteteskan ke telinga apabila susah mendengar
atau berdengung, mengeluarkan nanah atau kemasukan air. Bau pedas yang
menyebabkan keluarnya air mata juga berguna sekali. Bagian tengahnya baik
sekali dipakai bercelak bila dicampurkan dengan madu untuk memperbagus bagian
putih mata.
Bawang merah
yang dimasak juga mengandung banyak gizi, berguna mengobati penyakit kuning,
batuk dan sesak nafas, bias memperlancar buang air kecil dan melunakkan buang
air besar. Berkhasiat juga mengobati gigitan anjing (tapi bukan anjing gila)
bila dibalurkan air perasannya ditambah sedikit garam pada bagian luka. Bahkan
bila dibalurkan di dubur bias membantu membuka lubang bawasir/ambien.[3]
Dalam as-Sunah
disebutkan bahwa Rasulullah memerintahkan orang yang hendak mengkonsumsi bawang
merah dan juga bawang putih agar mematikan efek sampingnya dengan cara
memasaknya. Efek samping dari bawang merah dapat dihilangkan pada suhu tinggi karena senyawa
aktifnya yang menyebabkan efek buruk akan terurai dan menghilangkan efek
berbahaya.bawang merah termasuk jenis keluarga sayuran Liliaceae, sayuran
beraroma menyengat dengan kandungan sulfat alil, yaitu zat balerang yang
mudah menguap. Oleh sebab itu hendaknya berhati-hati menggunakan bawang iris
yang disimpan, karena akan layu dan jadi bahan beracun, maka harus digunakan
dalam keadaan segar. Jadi mengkonsumsi bawang merah harus dimasak, sedangkan jika diiris maka harus segera dikonsumsi.
Terbukti secara
ilmiah bahwa perasan bawang merah dapat membunuh kuman TBC segera musnah begitu seseorang menghiup uap bawang merah.
Bahan-bahan aktif medisinal yang terdapat dalam bawang merah adalah vitamin C
yang anti pembusukan dan penambah gairah, hormone-hormon sexs penambah gairah
kaum lelaki, bahan colocnin, yaitu sejenis insulin yang dapat menurunkan
kadar gula dalam darah. Oleh sebab itu bawang trmasuk obat-obatan yang berguna
bagi penderita sakit gula. Di dalam bawang merah juga terdapat belerang, besi
dan vitamin yang dapat menguatkan otot-otot.
Bawang merah
juga mengandung zat pelancar air seni dan empedu, penambah stamina jantung,
enzim-enzim yang berguna bagi perut, zat-zat pengaktif kalenjar dan hormon.
Umbi bawang merah mengandung zat antibiotika yang lebih kuat daripada
penisilin, ormayusin dan sulfat. Sehingga dapat menyembuhkan TBC, sipilis,
kencing nanah dan membunuh berbagai jenis kuman berbahaya.[4]
Kita temukan
petani-petani miskin yang bergantung pada makanan yang banyak mengandung bawang
merah segar akan menjadi lebih kuat daripada orang kaya yang makan makanan yang
enak dan bergizi serta hidup dalam kemewahan. Pola hidup mewah dianggap sebagai
salah satu factor penyebab munculnya sejumlah penyakit, karena Allah SWT telah menciptakan manusia agar dia
mau menjalani kesusahan di dunia ini.
Allah SWT
berfirman dalam QS. Al-Mulk: 15
15. Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka
berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan
hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
Allah juga
berfirman,”Sungguh Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah. Karena
itu, apabila seseorang keluar dari jalur yang telah ditetapkan oleh Allah SWT,
dia akan mengidap penyakit, misalnya lemah fisik dan sakit tulang.”[5]
Kita percaya
bahwa umur ada di tangan Allah SWT, tetapi secara empiris terbukti bahwa
orang-orang yang paling banyak mengkonsumsi bawang merah adalah orang-orang
kuat dan jauh dari penyakit. Sedikit sekali orang yang mengkonsumsi bawang
merah terserang kanker, TBC, atau lemah. Merekalah orang-orang yang kuat melawan
penyakit.[6]
Jadi, kesimpulan
dari teori di atas (kandungan bawang) yang dikemukakan oleh ilmuwan Jerman,
Matthias Schleiden (ahli tumbuhan, 1804-1884) bukanlah sekedar ilmu kosong
belaka. Semua ilmu itu pasti ada sangkut-pautnya di dalam kitab agung Allah
SWT. Di dalam al-Qur’an sudah jelas Allah memerintahkan umatnya untuk membaca,
berfikir, menelaah, meneliti, dan kemudian menemukan rahasia yang dikandung
oleh kebenaran al-Qur’an. Seperti ayat ke-61 surah al-Baqarah yang menyebut
singkat tentang perwujudan bawang merah. Ternyata disana terkuak sangat banyak
khasiat serta manfaat dari wujud kecil si bawang merah.[7]
“Maka
celakalah bagi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah.”
****
219. mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.
Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat
bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". dan
mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang
lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu
supaya kamu berfikir, (QS.
Al-Baqarah: 219)
والله اعلم
[2] Evika Sandi Savitri, Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif
Islam (Malang: UIN-MALANG PRESS, 2008) h.39
[3] Ibnu Qayyim Al-Jauziah, Metode Pengobatan Nabi (Jakarta :
Griya Ilmu, 2004) h. 354
[4] Evika Sandi Savitri, Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif
Islam (Malang: UIN-MALANG PRESS, 2008) h. 41-42
[5] Abdul Basith Muhammad As-Sayyid, Inilah Makanan Rasulullah saw (Jakarta:
Nakhlah Pustaka, 2007) h. 9
[6] Abul Fida’ Muhammad Izat Arif, Terj. Ibnu Chanifah & Hawin
Murtadlo, Mukjizat Kesembuhan dalam Jintan Hitam, Madu, Bawang Putih dan
Bawang Merah (Solo: Al-Qowam, 2005) h. 83
0 komentar:
Posting Komentar